DEMAM PADA BAYI
Setiap ibu pasti pernah merasakan bagaimana sedihnya melihat bayi kita mengalami demam. Sampai usia anak saya 7 bulan ini, saya pernah dua kali mengalami hal itu – dan rasanya ampun, kapok!! Rasanya tidak tega melihat Shazia-ku sakit. Selain itu dalam hati juga bertanya-tanya, aduh, ini bahaya nggak ya..
Sebetulnya, menurut beberapa referensi yang pernah saya baca dan saya ketahui, demam seharusnya bukan menjadi momok bagi ibu, namun menjadi pertanda bahwa sistem kekebalan sang buah hati sedang bekerja. Subhanallah, tubuh kita diciptakan begitu kompleks lengkap dengan sistem pertahanan yang sangat hebat. Coba bayangkan tubuh kita sebagai sebuah benteng. Mekanisme pertahanan seperti kulit, bulu hidung bahkan ludah yang merupakan sarana pencegahan masuknya zat asing yang tidak diinginkan ke dalam bangunan itu. Tapi bagaimana jika benda asing keburu masuk? Kurang lebih seperti yang kita lihat di film, begitu ada penyusup alarm akan berbunyi. Di dalam tubuh, alarm itu berupa naiknya suhu tubuh atau yang kita kenal sebagai demam. Bahkan demam itu sendiri selain sebagai alarm, juga berfungsi menhancurkan zat asing yang masuk karena dengan naiknya suhu tubuh, zat asing tersebut dapat lebih udah dilumpuhkan.
Sekarang kita tahu bahwa demam bukanlah musuh, namun merupakan teman bagi ibu, karena dengan adanya demam, ibu tahu bahwa sebetulnya bayi mungil kita sedang berjuang mengalahkan sesuatu dalam badannya. Yang kemudian harus menjadi pertanyaan bagi kita adalah apa yang menyebabkan demam itu. Terdapat dua golonganbesar mikroorganisme yang dapat menyebabkan demam, yaitu bakteri dan virus. Saat ini, untuk demam yang disebabkan oleh bakteri, sudah ada antibiotik yang direkomendasikan untuk bayi dan sebaiknya ditanyakan kepada dokter. Namun untuk golongan virus, sampai saat ini memang belum ada antibiotiknya sehingga yang lebih banyak berfungsi adalah sistem pertahanan alami tubuh itu sendiri.
Sebagia besar penyakit yangdisebabka oleh virus, memang biasanya dapat sembuh dengan sendirinya tanpa diberikan pengobata apapun. Tapi jika kondisi bayi sudah terlihat sangat tidak nyaman, kita dapat meminta obat pada dokter. Pada dasarnya obat tersebut tidak membunuh virus penyebab demam, namun hanya meredakan gejala. Misalnya, biasanya jika bayi demam, ia akan rewel, gelisah, susah tidur ataupun makan. Jika hal ini terjadi obat pereda demam dapat membantu karena jika dibiarkan, ia akan kurang istirahat dan kurang makan yang rentunya akan menurunkan daya tahan alami tubuhnya.
Beberapa saran saat anak saya demam yang kemudian saya tahu sebaiknya tidak lagi dilakukan adalah membungkus bayi dengan pakaian berlapis dan bahkan dibungkus lai dengan selimut. Hal itu selain membuat bayi tidak nyaman, juga membuat panas tubu tidak dapat keluar yang membuat panas bayi semakin tinggi. Beberapa orang juga menyarankan untukmemandikan bayi dengan air hangat, atau bahkan merendamnya di bath tub dengan air hangat! Padahal kalau suhu lingkungan semakin tinggi, suhu tubuh bayi juga akan terus naik karena mekanisme pertahanannya adalah menaikkan suhu tubuh di atas suhu lingkungan. Demamnya jadi semakin tinggi.
Sebisa mungkin kita membuat bayi nyaman agar tidak semakin gelisah. Cairan juga perlu diberikan lebih banyak dari biasanya agar panas tubuh diserap air dan dikeluarkan dalam betuk air seni. Sebaiknya suhu ruangan dijaga agar tetap sejuk. Mudah2an bayi kita sehat selalu. Amiiin......