Tuesday, July 12, 2011

GEJALA DBD PADA BALITA

Dear Moms, kalo DBD pasti udah sering banget dengernya, ato mungkin udah pernah ngalamin sendiri. Sialnya, shazia-ku juga kena DBD waktu umur 2 tahun. Ngerinyaaaaa… anak dan mama sama traumanya. Sampe sekarang kalo liat nyamuk, duh bencinya. Karena balita biasanya belum terlalu baik dalammendeskripsikan p yang dia rasakan, berikut beberapa tanda yang ku share agar moms waspada.

Gejala DBD pada Balita

1. Panas tinggi sampai 40°C. Demam biasa akan naik berangsur-angsur. Tapi demam DBD langsung tinggi. Demam Shazia dimulai di suhu 39. Waktu itu jam 8 malam dan Shazia sedang kugantikan bajunya untuk tidur. Kupikir dia kecapekan main karena dari tadi siang kuajak jalan-jalan dan sampai malam dia masih aktif main. Tapi gak sampai 5 menit kemudian, waktu kukasih susu, terasa panasnya naik dan waktu kuukur lewat ketiak dengan termometer air raksa, sushu badannya udah 40. Setengah bingung dan gak percaya kuukur lagi dan masih 40

2. Dikasih penurun panas pun, panasnya gak turun. Di rumah ada persediaan paracetamol dan sebelum tidur shazia kukasih sesuai dosis. Semaleman aku gak tidur, panas shazia juga turun cuma sampe 38.5 dan terus naik lagi. Akhirnya jam 2 pagi shazia kubangunin untuk minum parasetamol lagi.

3. Besoknya panas gak juga turun walaupun udah minum obat dokter. Saran dokter, hari ketiga datang lagi untuk cek darah.

4. Anak mungkin masih ramah dan bermiat main, tapi kondisinya lemas. Shazia jalannya limbung dan bahkan pegang sendok pun gemetar (aduuuuh, ga tega banget deh)

5. Mual dan muntah. Shazia masih mau makan, tapi setelah makan, sebagian besar dimuntahin lewat mulut, bahkan hidungnya. Hikssss...

Ngeliat kondisi di atas, shazia lagsung kubawa ke lagi ke RS walaupun belum hari ketiga, dan setelah tes, ternyata emang trombosit turun sehingga harus dirawat. Lama setelah itu, shazia masih trauma kalau jarinya mau dilihat karena diopname hampir seminggu dan tiap hari ambil darah lewat jari.

Tips untuk moms :

1. Cegah sebisa mungkin. Perangi nyamuk di lingkungan anak. Aku sekarang juga sedia baby mosquito lotion keluaran produk bayi yang gampang dicari supermarket.

2. Kalau sudah terkena serangan DBD, banyakin minum apapun, termasuk susu, jus selain air putih

3. Waktu anak demam, awasi terus, curiga lebih banyak kalau demam tinggi tiba-tiba atau demam tanpa gejala flu dll.

4. Kalau udah ada tanda-tanda tsdb di atas, epat bawa ke RS!!! Hal ini berlaku walaupun belum jadwal yang dikasih dokter. Kita yang paling tau kondisi anak kita. Lebih baik terlalu cepat daripada terlambat.

CIRI MUDAH KENALI BAYI KUNING

CIRI MUDAH KENALI KUNING

Umur 11 hari fatih kubawa lagi ke rumah sakit dan ternyata bilirubin 13 alias kuning dan harus disinar. Walopun udah punya Shazia yang saat ini 2.5 tahun, trully aku buta tentang kuning pada bayi, sebab Shazia gak ada keluhan kuning walopun gak pernah dijemur (payah banget nih emaknya). Beberapa tanda yang lumayan cepet kukenalin, mudah-udahan bisa jadi panduan buat moms yaitu :

  1. Kulitnya emang kuning! Pulang dari RS emang mukanya agak kuning, tapi lama-lama dadanya juga ikut kuning.
  2. Lewat beberapa hari matanya juga jadi kuning (duh, dan aku masih tenang-tenang aja tuh waktu itu!!)
  3. Yang bikin pusing waktu hari ”H” adalah dia gak bangun automatically di jam minumnya. Kalopun dibangunin, lamanya minta ampun dan setelah minum (fatih ASI eksklusif, mudah2an bisa teus sampe 6 bulan, Amiiin) sedotannya gak sekuat biasanya dan juga gak lama langsung tidur – pules lagi!!!
  4. Alarmku bunyi waktu dia gak nangis even waktu pipis atopun pup. Waktu itu aku sadar ada yang salah (waktu itu belum ngerti tentang bayi kuning) dan gantian aku yang nangis. I was so scared something happened to my baby.

APA SIH KUNING ITU?

Menurut diagnosa dokter dan juga berdasarkan hasil labnya, Fatih mengalami kuning, artinya bilirubin yang beredar dalam tubuhnya kebanyakan. Bilirubin dianggap normal di kisaran 1 – 10. angka 11 – 20 adalah angka yang harus diwaspadai dan biasanya disarankan terapi sinar, sementara di atas 20 kemungkinan treatmentnya adalah transfusi tukar artinya darah bayi ditukar dengan darah tranfusi untuk menurunkan kadar bilirubin yang terlalu tinggi. Waktu awal pulang di RS, bilirubin Fatih 8, namun waktu kubawa lagi kadarnya udah 13. Berdasarkan advis dokter, fatih “disinar” artinya ditaro dalam inkubator khusus terus dipapar sinar ultraviolet dari atas dan bawah, setelah 24 jam, dicek lagi apakah bilirubinnya udah normal ato belum.

Penyebab banyaknya bilirubin beredar dalam tubuh bayi bisa bermacam-macam. Penyebab pertama dan paling sering adalah karena organ – termasuk hati dan enzim dalam tubuh - bayi belum berfungsi optimal. Waktu masih di dalam rahim, darah yang beredar di tubuh para bayi adalah darah ibunya yang diangkut melalui plasenta. Dengan darah tersebut si bayi mendapatkan oksigen dan zat makanan untuk pertumbuhannya. Masalahnya, setelah lahir, bayi mulai memproduksi darah sendiri sehingga darah yang berasal dari ibu akan dihancurkan dan menghasilkan bilirubin indirect (bilirubin indirect : bilirubin yang harus berikaan dengan protein tertentu untuk dapat masuk ke hati dan menjalai proses pengancuran). Karena belum optimalnya produksi enzim, bilirubin lambat dibuang dan menumpuk di dalam tubuh bayi. Kuning tipe ini disebut kuning fisiologis dan biasanya mulai muncul di hari ke-3 dan hilang di hari ke-14.

Penyebab lain adalah banyaknya bilirubin direct (bilirubin yang dapat langsung masuk ke hati dan mengalami penghancuran untuk dibuang melalui feses sehingga feses berwarna kuning) dalam tubuh bayi karena adanya sumbatan empedu ataupun infeksi hepatitis. Tandanya adalah pipisnya kuning pekat tapi pupnya malah pucat cenderung putih / abu-abu. Untuk kedua hal ini, diperlukan treatment khusus oleh dokter.

Kuning karena golongan darah juga dapat terjadi. Penggolongan darah yang lazim dikenal adalah penggolongan ABO yang menghasilkan golongan darah A, B, AB dan O. Saat melakukan tes golongan darah, hasil yang didapat aadalah A positif, A negatif dst. Faktor positif dan negatif tersebut maksudnya adalah ada atau tidaknya faktor penanda Rhesus dalam darah. Jika ada, disebut golongan darah A denga Rh positif sebaliknya jika tidak ada disebut golongan darah A dengan Rh neggatif. Hal ini berlaku juga untuk golongan darah yang lain. Ketidakcocokan Rh pada ibu dan janin (ibu Rh positif dan bayi Rh negatif dan sebaliknya) juga dapat menjadi salah satu penyebab kuning. Namun karena mayoritas penduduk Indonesia tergolong Rh positif maka hal ini jarang ditemui disini.

Beberapa ibu juga dapat mmiliki ASI denan faktor penghambat peghancuran bilirubin, sehingga bilirubin meningkat di akhir minggupertama atau awal minggu kedua. Tapi biasanya kuningnya ringan jadi tidak perlu berhenti menyusui ya moms.

TIPS MENCEGAH KUNING (FISIOLOGIS)

  1. Susui terus!!! Saat membawa pulang Fatih, beberapa suster memberi pesan seperti ini : ”Sering disusui ya Bu, minimal 2 – 3 jam sekali”. Hal ini jangan diartikan dengan membuat jadwal menyusui. Ucapan itu artinya : sesering mugkin. Ekstrimnya : terus susui tiap dia mau, kapan dan dimanapun!! Karena bayi bisa menentukan kapan dia ingin makan
  2. Jangan lupa jemur pagi jam 7 – 9.
  3. Bayi ASI kemungkinan agak lambat hilang kuningnya. Fatih sendiri baru benar benar hilang kuningnya setelah lewat 40 hari, satu hal yang sempat membuatku panik karena kupikir fatih kuning lagi
  4. Kalau sudah terlanjur kuning dan terpaksa disinar, jangan pernah merasa bersalah jika harus memberikan susu formula karena belum memungkinkan memberi ASI. Yg penting bayi hilang dulu kuningnya, percaya deh, setelah tidak kuning lagi produksi asi kita yang sempat turu karena bayi di inkubator, akan kembali naik.

BAHAYA KUNING

Kuning fisiologis memanng tidak berbahaya.namun karena bayi cenderung lebih banyak tidur dan kurang minum bisa memicu dehidrasi dan pada kuning dengan kadar bilirubin yang tinggi dapat memicu kejang dan mengakibatkan kerusakan pasa susunan syaraf di otak sehingga sebaiknya dijaga sejak awal agar bayi kita tidak mengalami hal tersebut.